deardian blog personal Dian Ayu Pratiwi.

Rabu, 25 Maret 2020

Karir Sesuai Passion: Dilema Passion

1 comments
Karir Sesuai Passion: Dilema Passion - Kamu pernah ngga sih bingung antara kerja sesuai passion atau ngga sesuai passion tapi gaji terjamin? Atau pernah ngga sih kamu mulai bingung dan mempertanyakan passion kamu apa?

Biasanya nih dilema passion bakal kamu mulai rasakan ketika melihat teman yang berhasil hidup dari passion atau ketika kamu mulai kepikiran soal kerja. Ya, gimana ya kayaknya tuh mereka yang sudah menemukan passion, hidupnya kelihat keren. Ada bidang tertentu yang mereka sibukan. Apa lagi hal yang mereka kerjakan, sibukan itu menghasilkan uang. Waduh, mupeng pasti!



Karir Sesuai Passion: Dilema Passion

Dalam artikel Karir Sesuai Passion: Dilema Passion ini aku akan bahas dua hal berbeda yang bikin dilematis persoalan passion, seperti judulnya. Pemberitahuan dulu nih kalau tulisan ini adalah opiniku. Tanpa riset dan pengulikan yang lebih dalam. Sebatas pemikiran dan perenungan panjang berdasarkan pengalaman pribadi.

Jadi. Ya, sudah pasti subjektif. Kamu bisa setuju dan bisa enggak setuju. Misal kamu tidak setuju, kamu boleh banget mencurahkan pendapat dari sudut pandang kamu di kolom komentar. Dengan catatan: Sampaikan dengan santun dan beradab!

Dilema: Passionku Apa?

Aku yakin buanyak banget yang mengalami hal ini. Entah itu hanya lintasan sekejap dalam pikiran, ataupun memang benar-benar bertanya. Terutama kamu yang memang bukan pengabdi-PNS

Passion aku apa ya?
Gak tau sih orang lain, aku sendiri ngerasain dilema soal "passion aku apa?" ini. Rasanya lebih galau dari pada galauin cowok. Karena menyangkut masa depan men!

Passion ini yang nantinya bikin hidup aku lempeng dijalani dan menghasilkan pundi-pundi rupiah. Ia yang menjadi acuan buat aku menyusun apa yang harus aku lakukan dan apa yang gak perlu aku lakukan.

Kenapa aku merasa passion sepenting itu bagi masa depan aku? Alasannya sih karena aku tidak ada minat kerja kantoran ataupun PNS/ASN. Ya jadi gue bukan pengabdi-PNS.

Bukan karena benci PNS/ASN ya. Bukan!

Bukan juga sok engga level dengan PNS. Hanya, tidak tertarik aja. Aku enggak betah kerja masuk pagi pulang sore, berasa di penjara. Apa lagi kerjannya cuma duduk menghadap laptop, bikin laporan ini dan itu pakai MS Word dan Excel. Beh ngga sanggup.

Bosan aja gitu, jenuh engga ketemu orang baru, dan engga melakukan hal baru. Hihihi.

Karena tau  lulusan program studi Ilmu Administrasi Negara peluangnya lebih banyak ke arah PNS/ASN, dan aku tidak akan memilih jalan itu selepas kuliah. Akhirnya dari awal kuliah aku sudah mulai mengulik diri untuk menemukan "Passion ku".

Banyak hal lah udah aku lakukan untuk menumkan passion. Banyak hal udah aku jajal. Mulai dari jualan online, bisnis MLM, menulis buku, Ngblog, handlettering, watercolour, dunia digital: Desain Grafis, Web devlopment, Digital Marketing, dll.

Balik lagi Ngblog dengan lebih serius menuju ke Cuan, yaitu Beauty blogger. Menjahit, mencoba buka usaha sendiri bareng teman. Beuty content di aplikasi storie. Dan lain-lainnya (yang aku lupa saat nulis ini). Terakhir yang belum lama aku lakukan penulis konten di website berita lokal baru.

Banyak banget kan. Itu semua memakan banyak waktu, dana dan tenaga. Sebab semuanya gagal. Sedih. Ya, semuanya belum ada yang sukses. Jangan tanya gagalnya, udah ga inget berapa kali.

Dari sekian banyak hal itu, cuma ngblog (nulis di blog) yang cukup konsisten (meskipun engga) dan menghasilkan sedikit uang (engga banyak maksudnya).

Aku lakukan semua itu sepanjang waktu kuliah, sejak tahun 2015 sampai 2019. Makannya kuliah aku lama, ga selesai-selesai. Wkwkwk.

Nah di akhir tahun 2019 gaisss. Aku menemukan cara mencari tahu passion dengan mudah, praktis dan akurat.

Apa tu caranya?

Caranya adalah TES MINAT BAKAT ke tenaga ahli: Psikolog

Ternyata caranya semudah itu. Aku kemana aja sih sampai ngga tau ada namanya Tes Minat Bakat? Ya Allah, Dian.

Fatal sih memang, makanya artikel ini ada untuk membantu kamu supaya tidak melewati jalan yang panjang dan tidak praktis seperti aku. Dengan begitu kamu efesien waktu, tenaga dan uang. Peluang kamu sukes di usia muda lebih besar. Sebab waktu kamu tidak habis hanya untuk mencari tahu "Apa passionmu".

Paling kamu tinggal habis waktu, tenaga dan uang untuk trail dan eror passion 'pasti' kamu yang sedang kamu lakoni. Simpel kan?

Terus gimana caranya Tes Minat Bakat?

Gampang banget! Tinggal hubungi jasa Psikologi terdekat di kota mu, kasih tahu maksud dan tujuanmu untuk melakukan Tes Minat Bakat dan buat janji. Selanjutnya akan dapat arahan dari mereka.

Jika kamu engga tau psikolog di kota kau sendiri, kamu bisa pakai jasa online di satu persen. Cari aja di google 'Satu persen' ntar juga muncul websitenya.

Bayar dong, Dian?

Ya bayar lah. Tapi itu enggak sebanding dibanding kamu pakai cara yang aku lakukan. Tarifnya beda-beda di setiap penyedia jasa. Mulai dari Rp. 250.000 - 400.000-an. Beda kota juga beda harga.

Tes ini tingkat akuratnya cukup besar, selain itu dapat arahan dan masukan dari psikolog yang memang ahlinya dalam self development. Jadi tidak perlu ragu dan risau. Clear ya.

Catatan: Pastikan kamu tes bersama psikolog asli, yang bersetifikat dan terdaftar di HIMPSI.


Dilema: Gep Antara Skill dan Taste 

Banyak para pegiat karir berdasarkan passion merasakan ini tapi tidak menyadarinya, dan banyak yang menyadarinya tapi engga mau memberitahu ke orang yang baru mulai atau newbie.

Apa itu?

Bahwa ada gap antara taste dan skill yang kita punya. Hal ini aku sadari, tapi sebelumnya belum bisa menguraikan apa yang aku rasakan itu. Berkat salah satu video di satu persen lah akhirnya aku paham.

Seperti yang dikatakan dalam video, kamu aku dan kita semua terjun ke dunia kreatif (atau konten kreator) karena kita punya taste (selera) karya yang bagus sepert apa. Hanya saja kemampuan kita di awal belum bisa mencapai taste dari karya bagus menurut kita itu.

Sehingga kita gak berhasil-hasil membuat karya yang bagus itu di awal. Rasanya, kita kek gagal terus gitu, di awal. Nah, dilema ini harus kita jalani bertahun-tahun sampai kita berhasil membuat karya bagus sesuai taste kita.

Aku sendiri, dari semua hal yang aku lakukan, aku mengalami gap tersebut di masing-masing bidang. Ada yang masih sanggup aku jalani dan ada yang gak sanggup lagi, yang gak sanggup aku teruskan itu aku anggap sebagai bukan passionku. Ya kan saat itu aku belum tes minat bakat, jadinya masih meraba-raba.

Ngblog sendiri aja aku agak males-malesan karena gap antara taste dan skill yang aku punya. Ternyata ngblog profesional yang menghasilkan duit itu memerlukan banyak skill lainnya, seperti desain grafis, buat kasih visual yang bagus seperti infografis, teknik mengedit dll. Kamera bagus, dan segala properti fotografi agar menghasilkan gambar yang ciamik. Terus SEO, yang ga gampang juga. Belum lagi soal teknik menulis. Macem-macem lah.

Gap antara taste ini lah yang kita sadari tapi gak paham menguraikan dan bikin putus asa.

Terus, solusinya apa?

Aku mau garis bawahi dulu nih, kalau kamu udah tes minat bakat, udah tau passion kamu apa. Kamu hanya perlu menerima itu dan terus berlatih sampai kamu berhasil membuat karya bagus sesuai taste. 

Kenapa? Karena hal itu wajar alias normal dan dialami semua pemula selama bertahun-tahun. Jadi jangan berhenti, and keep going. 

 Well, itu dia isi artikel tentang Dilema Passion. Semoga berguna dan berfaedah. Seenggaknya memberi sedikit wawasan dunia per-passionan, jadi kamu bisa ancang-ancang buat rencana hidup.

Oke ya, see next time!

1 komentar:

  1. Passion menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang, terutama dalam mencapai keberhasilan. Tapi tidak semua orang dapat menemukan passion diri dengan cepat. Bahkan banyak yang masih terombang-ambing mengenal passion diri mereka. Oleh karena itu, Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan seminar nasional Airlangga Management Marketing Expo (AIMMEX) yang mengundang pembicara passion enthusiast, Berdit Zanzabela. yuk simak langsung aja di link berikut ya, terimakasih : http://news.unair.ac.id/2019/09/04/mengenal-lebih-jauh-passion-diri/

    BalasHapus